Apa itu pompa hidrolik? Apa prinsip kerjanya? Apa strukturnya? Bagaimana klasifikasinya?
Hari ini, Anhui Shengshi Datang Chemical Equipment Co., Ltd. ada di sini untuk memberikan interpretasi bagi semua orang. Pompa hidrolik adalah komponen daya dari sistem hidrolik. Pompa ini digerakkan oleh mesin atau motor, menyedot oli dari di dalam tangki hidrolik, membentuk oli bertekanan, dan melepaskannya ke aktuator. Pompa hidrolik diklasifikasikan berdasarkan strukturnya menjadi pompa roda gigi, pompa piston, pompa baling-baling, dan pompa baling-baling. pompa sekrup .
I. Prinsip Kerja Pompa Hidrolik
Prinsip kerja pompa hidrolik adalah gerakan yang menyebabkan perubahan volume ruang pompa, sehingga fluida terkompresi untuk menghasilkan energi tekanan. Syarat utamanya adalah ruang pompa harus memiliki perubahan volume yang tertutup rapat.
Pompa hidrolik adalah jenis pompa yang menyediakan fluida bertekanan untuk transmisi hidrolik. Fungsinya adalah mengubah energi mekanik dari sumber daya (seperti motor listrik atau mesin pembakaran dalam) menjadi energi tekanan cairan. Cam-nya diputar oleh motor listrik. Ketika cam mendorong piston ke atas, volume tertutup yang dibentuk oleh piston dan silinder berkurang, memaksa oli keluar dari volume tertutup dan membuangnya melalui katup periksa ke tempat yang dibutuhkan. Ketika cam berputar ke bagian menurun dari kurva, pegas memaksa piston ke bawah, menciptakan vakum tertentu. Oli dalam tangki memasuki volume tertutup di bawah tekanan atmosfer. Ketika cam terus-menerus menggerakkan piston ke atas dan ke bawah, volume tertutup secara berkala berkurang dan bertambah, memungkinkan pompa untuk terus-menerus menyedot dan membuang oli.
Banyak faktor yang memengaruhi masa pakai pompa hidrolik. Selain faktor desain dan manufaktur pompa itu sendiri, pemilihan komponen yang berkaitan dengan penggunaan pompa (seperti kopling, filter oli, dll.) dan pengoperasian selama uji coba juga berperan.
II. Komponen Pompa Hidrolik
Pompa hidrolik terdiri dari tiga bagian: kopling, tangki hidrolik, dan filter oli.
1.Kopling:
Poros penggerak pompa hidrolik tidak dapat menahan gaya radial maupun aksial. Oleh karena itu, pemasangan katrol, roda gigi, atau sproket langsung pada ujung poros tidak diperbolehkan. Biasanya, kopling digunakan untuk menghubungkan poros penggerak dan poros transmisi pompa. Jika, karena alasan manufaktur, koaksialitas antara pompa dan kopling melebihi standar dan terjadi penyimpangan perakitan, gaya sentrifugal akan meningkat seiring dengan peningkatan kecepatan pompa, sehingga menyebabkan deformasi kopling. Deformasi ini pada gilirannya akan meningkatkan gaya sentrifugal, menciptakan lingkaran setan. Hal ini mengakibatkan getaran dan kebisingan, sehingga memengaruhi masa pakai pompa. Faktor lain yang memengaruhi antara lain pin kopling yang longgar tidak dikencangkan tepat waktu dan ring karet yang aus tidak segera diganti.
2. Tangki Hidrolik:
Fungsi utama tangki hidrolik dalam sistem hidrolik adalah untuk menyimpan oli, membuang panas, memisahkan udara dari oli, dan menghilangkan busa. Saat memilih tangki, kapasitasnya harus dipertimbangkan terlebih dahulu. Umumnya, peralatan bergerak membutuhkan laju aliran maksimum 2–3 kali lipat pompa, sementara peralatan stasioner membutuhkan 3–4 kali lipat. Selanjutnya, level oli tangki harus dipertimbangkan. Ketika semua silinder hidrolik sistem dipanjangkan, level oli di dalam tangki tidak boleh turun di bawah level minimum. Ketika silinder ditarik kembali, level oli tidak boleh melebihi level maksimum. Terakhir, struktur tangki harus dipertimbangkan. Pelat partisi pada tangki tradisional tidak berfungsi untuk menampung kotoran. Pelat partisi vertikal harus dipasang di sepanjang sumbu longitudinal tangki. Celah harus dibiarkan di antara salah satu ujung pelat partisi ini dan pelat ujung tangki untuk menghubungkan ruang di kedua sisi partisi. Port masuk dan keluar pompa hidrolik harus diatur pada sisi pelat partisi yang tidak terhubung, memastikan jarak terjauh antara port oli masuk dan kembali. Hal ini memungkinkan tangki hidrolik memainkan peranan lebih besar dalam pembuangan panas.
3.Filter Oli:
Umumnya, kontaminan dengan ukuran partikel di bawah 10μm memiliki dampak yang dapat diabaikan pada pompa, sementara kontaminan yang lebih besar dari 10μm, terutama di atas 40μm, secara signifikan memengaruhi masa pakai pompa. Partikel kontaminan padat dalam oli hidrolik dapat dengan mudah mempercepat keausan komponen yang bergerak relatif di dalam pompa. Oleh karena itu, filter oli harus dipasang untuk mengurangi tingkat kontaminasi oli. Akurasi filtrasi yang dibutuhkan adalah 10–15μm untuk pompa piston aksial, 25μm untuk pompa baling-baling, dan 40μm untuk pompa roda gigi. Hal ini dapat mengendalikan keausan akibat kontaminasi pompa dalam batas yang dapat diterima. Saat ini, filter oli presisi tinggi semakin banyak digunakan, sehingga memperpanjang masa pakai pompa hidrolik secara signifikan.
III. Klasifikasi Pompa Hidrolik
Jenis-jenis pompa hidrolik yang umum:
1. Berdasarkan laju alirannya, pompa diklasifikasikan menjadi pompa variabel dan pompa tetap. Pompa yang laju alirannya dapat diatur sesuai kebutuhan disebut pompa variabel, sedangkan pompa yang laju alirannya tidak dapat diatur disebut pompa tetap.
2.Berdasarkan struktur yang umum digunakan dalam sistem hidrolik, sistem hidrolik diklasifikasikan menjadi tiga jenis: pompa roda gigi, pompa baling-baling, dan pompa piston.
a. Pompa Roda Gigi: Ukurannya ringkas, strukturnya relatif sederhana, persyaratan kebersihan olinya kurang ketat, dan biayanya relatif rendah. Namun, poros pompa mengalami gaya yang tidak seimbang, sehingga mengakibatkan keausan parah dan kebocoran yang signifikan.
b. Pompa Baling-baling: Dibagi menjadi pompa baling-baling kerja ganda dan pompa baling-baling kerja tunggal. Pompa ini menghasilkan aliran yang seragam, pengoperasian yang lancar, kebisingan yang rendah, tekanan operasi yang lebih tinggi, dan efisiensi volumetrik dibandingkan dengan pompa roda gigi. Namun, strukturnya lebih kompleks daripada pompa roda gigi.
c. Pompa Piston: Efisiensi volumetrik tinggi, kebocoran minimal, mampu beroperasi di bawah tekanan tinggi, dan sebagian besar digunakan dalam sistem hidrolik berdaya tinggi. Namun, pompa ini memiliki struktur yang kompleks, membutuhkan material berkualitas tinggi dan presisi pemesinan, mahal, dan membutuhkan tingkat kebersihan oli yang tinggi.
Umumnya, pompa piston hanya digunakan ketika pompa roda gigi dan pompa baling-baling tidak dapat memenuhi persyaratan. Terdapat jenis pompa hidrolik lainnya, seperti: pompa sekrup , tetapi lebih jarang digunakan dibandingkan ketiga jenis yang disebutkan di atas.